Way Kanan - Sekretaris Daerah Kabupaten, Saipul, S.Sos., M.IP memimpin Rapat Koordinasi Mapping Isu Strategis RPJPD dan Sinkronisasi Isu Strategis KLHS RPJPD Kabupaten Way Kanan Tahun 2025-2045 di Ruang Buway Pemuka Pengiran Tuha, Selasa (05/09/2023).
Pada rakor tersebut Sekda memaparkan terkait RPJPD Kabupaten Way Kanan Tahun 2025-2045 oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terkait isu strategis diantaranya memiliki kekuatan letak strategis berada di Lintas Tengah Sumatera, Bonus Demografi yaitu jumlah penduduk usia produktif dominan (66, 95%) sampai paling tidak tahun 2035, dan Sektor Pertanian sebesar 35, 72%, sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian, Lahan pertanian cukup luas, Keberadaan 6 sungai besar berada di Lintas Tengah Sumatera, serta Beragamnya potensi wisata alam seperti air terjun yang cukup banyak dan potensi wisata argo.
"Terdapat beberapa hal yang menjadi kelemahan diantaranya Kualitas SDM rendah, dimana Angka Rata-Rata Lama Sekolah baru 7, 72 tahun dan Angka Harapan Lama Sekolah baru 12 tahun"jelas Sekda.
Pada Produktivitas pertanian yang rendah yaitu pertumbuhan ekonomi lapangan usaha pertanian masih rendah dibawah 3%. Degradasi Lingkungan yang terdapat pencemaran air dan erosi permukaan tanah.
Baca juga:
Penyusunan RDTR Dorong Pertumbuhan Investasi
|
Selanjutnya, Kelembagaan petani, koperasi dan UMKM lemah, Adanya wilayah rawan longsor dan banjir, Tata Kelola Pemerintahan yang belum optimal, Pembangunan Kampung belum optimal, Aksesibilitas antar wilayah belum memadai, Ketergantungan APBD pada Dana Pusat sangat tinggi, serta Kurangnya pemanfaatan Teknologi Informasi.
"Disamping kelemahan yang dimiliki, terdapat peluang yaitu Keberadaan Bandara Gatot Soebroto, Keberadaan bendung, Keberadaan sarana Kereta Api, Industri 4.0, Permintaan produk organik, Kecenderungan masyarakat berwisata, Keberadaan Lembaga Penelitian dan Universitas, Keberadaan Perusahaan Swasta dan Nasional, serta Keberadaan Pemda sekitar"ujar Sekda.
Pada paparan tersebut juga disampaikan apa yang menjadi tantangan, yaitu Perubahan Iklim Global yang disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat kegiatan manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan, serta Fluktuasi Harga Komoditas, dimana Komoditas Pertanian yang amat bergantung pada pasar ekspor umumnya lebih rentan dan beresiko lebih buruk dibandingkan dengan komoditas yang mampu memiliki pangsa alternative pasar domestik yang lebih besar.(tr)